Rabu, 21 Oktober 2015

Teknologi dan Pembangunan di Indonesia

Teknologi dalam Pembangunan Ekonomi di Indonesia


BAB I
PENDAHULUAN

Proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Faktor ekonomi yang berpengaruh terhadap pembangunan dan pertumbuhan ekonomi adalah sumber daya alam, sumber daya manusia (tenaga kerja), akumulasi modal serta tenaga managerial yang mengorganisasi dan mengatur faktor produksi. Faktor ekonomi lain yang mendukung faktor-faktor produksi adalah kemajuan teknologi. Bagi kebanyakan ahli ekonomi, kemajuan teknologi dianggap sebagai sumber yang paling penting dan menentukan dalam proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Teknologi adalah bagaimana faktor-faktor produksi dikombinasikan untuk merealisasikan tujuan-tujuan produksi.
           Perkembangan teknologi mengandung pengertian adanya kenaikan dalam efesiensi teknis, yang dapat didefinisikan sebagai kemampuan memproduksi lebih banyak output dengan jumlah input yang sama atau memproduksi kwantitas output dengan input yang lebih sedikit. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara umum perkembangan teknologi akan mengakibatkan peningkatan produktivitas tenaga kerja, produktivitas modal, maupun produktivitas total (Mutis, 1994: 79). Pengalaman di negara-negara industri menunjukan bahwa sains dan teknologi merupakan sumber utama dan faktor penggerak
alam pembangunan ekonomi, khususnya dari sudut pertumbuhan dengan tolok ukur hasil produksi perkapita. Pertumbuhan ekonomi berkaitan langsung dengan kenaikan produktivitas dan kenaikan produktivitas sangat dipengaruhi oleh tingkat perubahan teknologi
             

BAB 2
PEMBAHASAN/ISI

Teknologi telah mempengaruhi masyarakat dan sekelilingnya dalam banyak cara. Di banyak kelompok masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi (termasuk ekonomi global masa kini) dan telah memungkinkan bertambahnya kaum senggang. Banyak proses teknologi menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki, yang disebut pencemar, dan menguras sumber daya alam, merugikan dan merusak Bumi dan lingkungannya. Berbagai macam penerapan teknologi telah memengaruhi nilai suatu masyarakat dan teknologi baru sering kali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan etika baru. Sebagai contoh, meluasnya gagasan tentang efisiensi dalam konteks produktivitas manusia.
Perbedaan antara ilmu, rekayasa, dan teknologi tidaklah selalu jelas. Ilmu adalah penyelidikan bernalar atau pengkajian fenomena, ditujukan untuk menemukan prinsip-prinsip yang melekat di antara unsur-unsur dunia fenomenal dengan mempekerjakan teknik-teknik formal seperti metode ilmiah. Teknologi tidak mesti hasil ilmu semata-mata, oleh karena teknologi harus memenuhi persyaratan seperti utilitas, kebergunaan, dan keselamatan.
Ada tiga klasifikasi dasar dari kemajuan teknologi ,yaitu :
§  Kemajuan teknologi yang bersifat netral (bahasa Inggris: neutral technological progress)

     Terjadi bila tingkat pengeluaran (output) lebih tinggi dicapai dengan kuantitas dan kombinasi faktor-faktor pemasukan (input) yang sama.

§  Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (bahasa Inggris: labor-saving technological progress)

     Kemajuan teknologi yang terjadi sejak akhir abad kesembilan belas banyak ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu mulai dari kacang-kacangan sampai sepeda hingga jembatan.

§  Kemajuan teknologi yang hemat modal (bahasa Inggris: capital-saving technological progress)

     Fenomena yang relatif langka. Hal ini terutama disebabkan karena hampir semua riset teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia dilakukan di negara-negara maju, yang lebih ditujukan untuk menghemat tenaga kerja, bukan modalnya.

Kebijakan Pengembangan Teknologi


Dalam hubungannya dengan masyarakat, teknologi haruslah difungsikan dalam hubungan informasi dan landasan pengetahuan yang didasarkan pada pengaturan keputuan yang menyangkut peran sistem organisasi sosial masyarakat formal dan informal. Jadi teknologi haruslah dilihat sebagai pelibatan proses teknik dan managerial dalam pemilihan input (dari) dan output (ke) sistem lingkungan serta penciptaan throughput organisasi dan aplikasinya untuk mengatasi kekacauan, memelihara persatuan, dan menggerakkan pertumbuhan (Rifkin,1981, dikutip oleh Saeed,1994:139).Pemfungsian teknologi menyangkut peranan aktor dari beberapa sistem terkait dan saling berinteraksi yaitu :
1) sistem politik
2) sistem ekonomi
3) sistem produksi
4) sistem sumber daya.
Sistem politik menentukan aturan pelaksanaan yang mengendalikan sistem ekonomi. Sistem ekonomi pada gilirannya menciptakan lingkungan dimana sistem produksi beroperasi. Input materialuntuk produksi di dapatkan dari sistem sumber daya yang keberlanjutannya ditentukan oleh batas ketersediaan sumber daya tersebut. Pemilihan dan managemen teknologi harus terintegrasi dengan fungsi-fungsi yang relevan dari sistem-sistem tersebut yang didalamnya termasuk (Saeed, 1990:141) :

a.   Penciptaan sistem insentif oleh pemerintah yang menentukan pilihan                teknologi yang menuju pada pemilihan material yang cocok dari lingkungan setempat.

b.   Alokasi sumber daya (oleh pemerintah) antara aktivitas ekonomi dan instrumen kontrol untuk memaksimalisasi kesejahteraan dan sekaligus mengatasi konflik politik.

c.  Transformasi sumber daya yang efisien kedalamthroughput (barang, jasa,        energi) dengan pilihan teknologi yangsmooth dan trouble-free adoption.

d.  Distribusi pendapatan yang wajar melalui transaksi yang terjadi antar faktor     ekonomi yang ada pada sistem serta regenerasi limbah di sistem lingkungan.

Ada empat persyaratan fundamental yang harus dipenuhi oleh sebuah kebijaksanaan teknologi untuk memberikan fasilitas bagi perbaikan dalam masyarakat. Empat persyaratan tersebut adalah bahwa pilihan teknologi haruslah sebagai berikut (Saeed,1990:141-142) :

a)   Mempunyai efek meningkatkan sebisa mungkin produk barang dan jasa yang   tersedia bagi masyarakatnya tanpa adanya diskriminasi pada jenis potensi     alam yang ada.
b) Menyebabkan sedikit mungkin kontrol pemerintah sehingga pertambahan produk dapat dikonsumsi tanpa berlipatgandanya instrumen kontrol .
c) Tidak membatasi keuntungan dari naiknya produksi pada kelompok      kecil masyarakat tetapi harus disebarkan keseluruh bagian masyarakat.
d) Memiliki metode produksi baru yang efisien yang bersifattrouble-      free implementation, sehingga sehingga tidak ditinggalkan oleh organisasi yang  berhubungan dengan masalah yang timbul.


BAB III
PENUTUP
Dengan adanya teknologi,manusia dapat menyelesaikan masalah dengan mudah dan cepat dalam kehidupan sehari-hari.Namun banyak hal pula yang disebabkan oleh kemajuan teknologi. Teknologi dapat berdampak negatif apabila digunakan untuk merugikan orang lain selain itu juga dapat menyebabkan penyakit.Kemajuan teknologi juga harus seiring dengan peningkatan sumber daya manusia.
Pengembangan Kemampuan Teknologi Nasional dalam kerangka peningkatan daya saing nasional harus sejalan dengan selaras dengan arah pengembangan dan orientasi pembangunan ekonomi nasional. Peran dan kontribusi teknologi dalam peningkatan daya saing nasional perlu dirumuskan dengan menajamkan target-target pencapaian peningkatan kemampuan teknologi nasional yang lebih terukur. Kebijakan pengembangan kemampuan nasional selayaknya memperhatikan faktor – faktor penentu tingkat pengembangan kemampuan teknologi nasional seperti perilaku permintaan teknologi dan pasokan teknologi. Campur tangan pemerintah dalam upaya pengembangan kemampuan teknologi perlu dilakukan dengan hati-hati dengan mengindahkah pengalaman negara-negara berkembang lainnya yang pemah mengalami ‘kegagalan pemerintah‘ dalam pengembangan teknologi.
Sumber :

Universitas Gunadarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar